Untuk memastikan bahwa SMOTE (Synthetic Minority Oversampling Technique) atau ROS (Random Oversampling) tidak menyebabkan overfitting, Yoshinoya dapat mengambil langkah-langkah berikut:

  1. Gunakan Validation Set: Membagi data menjadi set pelatihan dan validasi. Set pelatihan digunakan untuk melatih model, sementara set validasi digunakan untuk menguji kinerja model secara independen. Overfitting dapat terdeteksi jika model memiliki performa yang baik pada set pelatihan tetapi buruk pada set validasi.
  2. Cross-Validation: Menggunakan teknik validasi silang untuk memastikan model tidak hanya bekerja baik pada subset data tertentu. Ini membantu dalam mengevaluasi seberapa baik model dapat menggeneralisasi pola yang dipelajari dari data pelatihan ke data yang belum pernah dilihat.
  3. Gunakan Model yang Lebih Sederhana: Hindari penggunaan model yang terlalu kompleks untuk tugas sederhana, karena kompleksitas yang berlebihan bisa mengakibatkan overfitting.
  4. Regularisasi: Menerapkan teknik regularisasi seperti L1 dan L2 regularization dapat mencegah overfitting. Teknik ini memberikan penalti pada parameter model tertentu jika mereka berpotensi menyebabkan overfitting. Regularisasi menambahkan penalti terhadap kompleksitas model.
  5. Dropout: Menerapkan teknik dropout, terutama dalam neural network, di mana sebagian random neuron akan dihapus selama pelatihan. Ini mencegah jaringan saraf menjadi bergantung pada pola spesifik dalam data pelatihan.
  6. Kumpulkan Lebih Banyak Data: Mengumpulkan lebih banyak data pelatihan dapat meningkatkan kemampuan model untuk menggeneralisasi pola.
  7. Early Stopping: Menghentikan proses training model ketika model mengalami penurunan performa setelah beberapa kali epoch training.

Dengan memantau performa model pada data validasi dan menerapkan teknik-teknik pencegahan overfitting, Yoshinoya dapat memastikan bahwa penggunaan SMOTE atau ROS tidak menghasilkan model yang terlalu spesifik pada data pelatihan dan mampu memberikan hasil yang baik pada data baru. Luck365